Di antara makhluk
hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan
untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Di antara manusia tersebut
ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka
pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas
usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai
mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap
yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan
ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan
dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka
mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta
penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan
menengah.
Dan kini pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai
kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan
teknologi cepat, dsb.
Olehkarena itu, kini
para masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara
pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan produknya
itu dapat menarik hati konsumen.
Apa itu Wirausaha?
Kewirausahaan atau
Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatuHasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para
ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup
indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.
sedangkan menurut
Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia
pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi
yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
unggul.
Tahap-Tahap
Kewirausahaan
Untuk menjadi
seorang wirausaha harus melalui tahapan-tahapan berikut ini :
1.
Tahap Memulai
Tahap di mana
seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’Tahap ini
juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2.
Tahap Melaksanakan Usaha
Dalam tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.
Tahap Mempertahankan Usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan
analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi
yang dihadapi.
4.
Tahap Mengembangkan Usaha
Tahap di mana jika
hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat
bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Kisah Wirausaha
Sukses
Bagaimana
tahap-tahap kewirausahaan diaplikasikan dengan baik, kita perlu belajar dari
mereka yang telah sukses menjadi wirausaha. Disamping itu dengan mempelajari
perjalanan mereka dalam menekuni wirausaha yang penuh dengan berbagai rintangan
bisa memberikan motivasi. Berikut ini kisah wirausaha sukses yang bisa kita
teladani.
1.
Rustono
Terlahir di kota
kecil Grobogan, Jawa Tengah ternyata tidak menyurutkan semangat juang Rustono
(43) untuk meraih mimpi besarnya.
Siapa sangka bila
seorang mantan bell boy Hotel Sahid Yogyakarta ini sekarang bisa sukses
merintis usaha tempe di negeri sakura (Jepang) serta mendapatkan gelar khusus
yakni The King of Tempe.
Meskipun bisnisnya
kini telah berkembang dengan pesat, namun perjalanan suksesnya dalam membangun
usaha tempe tidaklah semulus apa yang kita bayangkan.
Setelah memutuskan
untuk menuntut ilmu di Akademi Perhotelah Sahid pada tahun 1987, Ia kemudian
merintis karirnya sebagai seorang bell boy di Hotel Sahid Yogyakarta hingga
bertahun-tahun lamanya.
Pengalaman inilah
yang kemudian mempertemukan Rustono dengan seorang wanita asli Jepang bernama
Tsuruko Kuzumoto, yang kini telah dipersunting sebagai istrinya.
Di tahun 1997,
Rustono memutuskan untuk hijrah ke Kyoto, Jepang untuk melanjutkan hidup baru
bersama istri tercintanya. Dari sinilah perjuangan Rustono mulai dirintis dari
awal.
Ia bekerja di
beberapa perusahaan Jepang mulai dari perusahaan sayur-mayur higga perusahaan
roti yang semuanya menuntut ketelitian dan tanggungjawab cukup besar dari para
karyawannya.
Rustono yang saat
itu berprofesi sebagai seorang karyawan, mendapatkan banyak ilmu dari
masyarakat di negeri matahari terbit tersebut, baik dari perilaku hidup
sehari-hari maupun dari segi etos kerja para karyawan yang relatif cukup
tinggi.
Berbekal pengalaman
dan pengetahuannya di beberapa sektor industri, hati kecil Rustono mulai
terdorong untuk membuka peluang bisnis baru yang belum pernah ada sebelumnya di
Negara Jepang.
Terinspirasi dari
makanan nato (sebangsa makanan dari kedelai yang rasanya sangat khas orang
Jepang), ayah dari Noemi Kuzumoto ini mencoba menekuni sektor bisnis makanan
dan membuat tempe dengan sedikit pengetahuan yang pernah Ia ketahui.
Proses trial and
error Ia jalani kurang lebih selama empat bulan, bahkan Ia rela pulang ke
Indonesia selama tiga bulan hanya untuk belajar membuat tempe yang lezat dari
60 pengrajin tempe di seluruh Pulau Jawa.
Kuatnya tekad dan
semangat Rustono untuk terus belajar memproduksi tempe, akhirnya membuahkah
hasil manis sehingga Ia berhasil membuat tempe yang lezat dengan bantuan ragi
dari Indonesia, dan memanfaatkan sumber mata air di sekitar kediaman mertuanya.
Setelah berhasil
memproduksi tempe dengan sempurna, ternyata masih banyak kendala usaha yang
dihadapi oleh Rustono. Salah satunya yaitu mengenai izin produksi di Negara
Jepang yang cukup rumit (harus melalui berbagai tahap penelitian dan tes).
Serta kendala iklim alam yang kurang bersahabat
karena memiliki kelembapan udara kurang dari 60%, sehingga proses fermentasi
tempe tidak bisa berjalan maksimal tanpa bantuan peralatan khusus yang bisa
menjaga kestabilan cuaca.
Semua kendala
tersebut dijadikannya sebagai sebuah tantangan baru, hingga pada akhirnya Ia
berhasil mengantongi perizinan dari pemerintah setempat dan memasarkan produk
tempenya dengan merek Rusto, tempe yang dilengkapi dengan ilustrasi
gambar suasana kehidupan kampung di Pulau Jawa.
Dengan memanfaatkan
kemasan produk 200 gram, sekarang ini kapasitas produksi Rusto Tempeh bisa
mencapai 16.000 bungkus setiap lima hari.
Ia memasarkan produk
tempenya hampir ke seluruh kota di Jepang, baik di perusahaan jasa boga, rumah
makan vegetarian, toko swalayan, sekolah-sekolah, hingga ke beberapa rumah
sakit di Fukuoka.
Kerja keras dan
semangat juang Rustono di negeri sakura, kini telah terbayar dengan
keberhasilan usaha tempe yang Ia rintis. Bila dulunya usaha tempe Rustono
dijalankan di rumah kecilnya, kini suami Tsuruko Kuzumoto ini telah membangun
pabrik tempe di kawasan pinggir hutan yang bermata air dan memanfaatkan lahan
seluas 1.000 meter persegi. Semoga kisah pengusaha sukses dari Grobogan,
Jawa Tengah ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh
lapisan masyarakat untuk segera memulai usaha. Maju terus UKM Indonesia dan
salam sukses.
2.
Laila Asri
Idealisme yang
dimiliki Laila Asri untuk memasarkan produk sehat dan ramah lingkungan
membuatnya mengembangkan minat dalam bidang perawatan tubuh.
Wanita asal Surabaya
ini mencoba memproduksi produk perawatan tubuh
berkualitas yang diberi merek Pourvous. Inspirasinya datang dari sebuah artikel
yang menyebutkan Indonesia mempunyai 100 persen bahan baku untuk industri
kecantikan tapi hanya berjaya di pasar ekspor bahan baku, sementara produk
jadinya malah impor.
Berangkat dari situ
akhirnya dia mencoba membuat produk sendiri yang berkualitas. Dia mencoba
memadukan bahan baku alami dengan kualitas halal.
Konsep yang
dikedepankan Laila adalah Six Free, yaitu produk yang bebas dari enam bahan
yang akibatnya kurang baik untuk kulit dan kesehatan seperti Paraben, Lanolin,
Para Amino Benzoic Acid (PABA), Methanol Fragrance, Synthetic Color dan Sodium
Lauryl/Laureth Sukphate (SLS/SLES).
Paraben adalah bahan
kimiawi berbahaya pemicu kanker, gangguan pada hormon dan mempengaruhi
perkembangan janin. Sejumlah produk biasanya mencantumkan kandungan ini dengan
sejumlah sebutan: Methyl Paraben, Propyl Paraben atau Butyl Paraben.
Lanolin merupakan
kandungan pelembab sintetis pemicu noda di kulit. PABA yang berfungsi sebagai
anti-ultraviolet juga memiliki potensi meningkatkan risiko kanker juga alergi.
Methanol Fragrance
yang bekerja sebagai deodorant dapat mengganggu sistem jaringan dan saraf.
Synthetic Colour yang mengandung karsinogen bisa memicu iritasi kulit dan
alergi. Demikian juga SLS/SLES, deterjen yang banyak terkandung di sabun.
Lewat kerja keras
selama lima tahun belakangan, angka penjualan Pourvous menunjukkan grafik yang
positif. Pasar dalam negeri dan pasar luar negeri seperti Jerman sudah
dirambahnya.
Komitmennya pada
halal dan natural bodycare paraben free membuatnya diberikan sejumlah
penghargaan seperti Wanita Wirausaha Femina 2008 dan Ernst & Young
Enterpreneurial Winning Woman 2010.
Awal tahun ini, ia
juga terpilih bersama delapan wanita wirausaha lain asal Indonesia untuk mengikuti
program 10.000 Women Enterpreneurship Partnership Global Cohort yang diadakan
Kedubes Amerika Serikat dan Goldman Sachs di Thunderbird University.
3.
Manampin Girsang
Jika tidak bermodal
nekat, Manampin Girsang tidak akan pergi ke Bali dan sukses menjadi eksportir
mebel. Bermodal Rp 1,5 juta dan bahasa Inggris, ia dipercaya mengelola bisnis
mebel antik dan akhirnya sukses membuka bisnis sendiri.
Sukses sering
berawal dari sebuah pertemanan atau kemitraan. Itu juga yang dialami Manampin
Girsang. Berawal dari bekerja sama dengan seorang pedagang barang antik, kini
pria kelahiran Brastagi, Sumatra Utara, ini berhasil menjadi eksportir mebel
antik ke Eropa, Amerika Serikat, hingga Timur Tengah.
Dengan menggunakan
merek Gabe International, produk mebel Manampin sudah dikenal sebagian
pengusaha hotel atau vila di luar negeri.
Sejak 20 tahun
silam, ia memasok mebel antik ke beberapa hotel dan vila mewah di Cayman
Island, Kepulauan Fiji, Bahama, dan Mauritius. Tiap bulan, ia mengekspor
setidaknya enam hingga delapan kontainer.
Nilai tiap kontainer
ukuran 40 kaki antara US$ 20.000–US$ 25.000. Saat ini, selain memiliki gerai
mebel di Bali, Pipin, panggilan akrab Manampin, juga mempunyai galeri,
workshop, dan pabrik di Jepara, Jawa Tengah.
Maklum, beragam
produk yang diekspornya, dari meja, bufet, kursi, hingga dipan, semuanya
diukir, dipahat, dan dikerjakan para perajin di Jepara.
Semua produk itu
rata-rata diekspor tanpa merek, terutama jika pemesannya adalah perusahaan.
Berdasar informasi dalam situsnya, klien Pipin antara lain Soneva Hotel, Club
Med, serta Great Bay Hotels and Casino.
Selain korporat,
pelanggan mebel Gabe adalah para pemilik rumah atau vila. Pipin, kini berusia
42 tahun, tidak menyangka bakal menjadi eksportir mebel seperti sekarang.
Sejak kecil, ayahnya
yang bekerja di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengarahkannya untuk belajar
teknik. Setelah masuk Sekolah Teknik Mesin (STM) di Brastagi, ia lantas kuliah
di Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia.
Tapi, sebenarnya,
anak keempat dari tujuh bersaudara ini lebih menyukai bahasa ketimbang teknik.
Saat masih sekolah di STM, ia senang memandu turis yang datang ke Brastagi.
Nah, lantaran
orientasinya berbeda, Pipin tidak lulus di UI. Alhasil, ia memilih merantau ke
Bali pada tahun 1989. “Saya kabur karena drop out,” katanya.
Saat itu, dengan
bekal duit Rp 1,5 juta dan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, Pipin
ingin mencari kerja di Bali. Sementara masih lontang-lantung, ia lebih banyak
bergaul dengan para turis dan acap memandu mereka.
Lewat seorang teman
dari Kanada yang dikenal saat masih di UI, ia bertemu Giovanni, pria asal
Italia yang berbisnis di Bali. Nah, oleh
Giovanni, Pipin ditawari menjual bikini aspal. Artinya, merek terkenal tapi
palsu.
Celakanya, usaha ini
tidak berjalan lama. Dia ditangkap oleh petugas keamanan lantaran tidak menjadi
anggota paguyuban penjual. “Karena saya bukan anggota mereka, saya dianggap
ilegal,” katanya.
Akibatnya, Pipin
masuk dalam daftar hitam untuk berjualan dan beroperasi di kawasan Kuta.
Giovanni menawari Pipin bisnis lain, yakni berjualan barang antik. “Orang
Italia memiliki selera yang bagus untuk seni,” ujarnya.
Ia melihat kebutuhan
mebel di Bali sangat besar. Giovanni langsung percaya, dan memberi modal kamera
dan uang agar pria yang pernah ingin menjadi tentara angkatan laut ini bisa
berburu mebel antik.
Naluri bisnis Pipin
tidak meleset. Ia berburu mebel antik ke Madura dan Jepara. Produknya dijual di
Indonesia maupun diekspor ke luar negeri. Sebelum dijual, kadang ia harus
memoles, mengecat, dan memperbaiki sendiri mebel antik itu.
Pipin mendapat
bagian 10% dari hasil penjualan mebel itu. Karena hasil kerjanya bagus,
akhirnya, Pipin mendapat modal Rp 30 juta dari Giovanni untuk membangun
workshop di Jepara.
“Jepara memiliki
banyak talenta dan mebelnya bagus,” katanya. Ia juga mendapat hak untuk mencari
pembeli sendiri, di luar pelanggan Giovanni. Tahun 1991, ia resmi mendirikan
Gabe International. “Gabe berasal dari nama malaikat, Gabriel,” katanya.
Untuk memperluas
pemasarannya, Pipin membuat website. Ia rela merogoh kocek Rp 2,5 juta untuk
menyewa jasa pembuat situs. Nah, dari situsnya itu, para pembeli (buyers)
berdatangan, kebanyakan dari luar negeri.
“Berbisnis lewat
internet juga bisnis kepercayaan. Karena itu, saya menjaga kualitas mebel yang
saya kirim,” kata Pipin yang sering terjun sendiri menjual produknya.
Mulai tahun 2003,
Pipin mengembangkan bisnis sendiri, lepas dari Giovanni yang sedang terbelit
masalah keuangan. Saat itu, ia tidak ada persoalan dengan modal lantaran punya
simpanan dalam dolar AS yang setara dengan Rp 1,7 miliar.
Berbekal itu, Pipin
menggenjot penjualan lewat website. Lantaran selalu menjaga kepercayaan
pemesan, pelanggan mebel antik buatan Pipin semakin banyak.
Hampir semuanya
memesan lewat internet. Saat ini permintaan ekspor mebel tetap bagus. Ia bahkan
menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan, nilai ekspornya mencapai Rp 1
triliun per tahun.
“Saya juga ingin
punya merek sendiri,” katanya. Maklum, ia ingin mengharumkan nama produk asal
Indonesia.
4.
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
lahir di Surabaya, 26 September 1965. Ia merupakan anak bungsu dari enam
bersaudara. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang bernama Ahmad Tanoesoedibjo.
Istrinya dari Hary Tanoesoedibjo bernama Liliana Tanaja Tanoesoedibjo yang juga
merupakan seorang pebisnis. Dari pernikahannya dengan Liliana, Hary Tanoesoedibjo
memiliki 5 orang anak.
Terlahir dari
keluarga yang berkecukupan membuat Hary mendapatkan pendidikan yang layak.
Setelah lulus dari SMA Katolik St.Louis 1 Surabaya, kemudian orang tuanya
mengirim Hary untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu ke Kanada, tepatnya di Carleton University yang terletak di Ottawa,
Kanada.
Setelah
menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan gelar Bachelor of Commerce pada
tahun 1988 di Carleton University, Hary melanjutkan pendidikannya dengan
mengambil jurusan magister untuk program Master of Business Administration pada
tahun 1989 di Universitas yang sama yaitu Carleton University.
Berkat kepandaian
yang dimiliki oleh Hary, ia hanya perlu menyelesaikan Gelar Master of Business
Administration hanya dalam kurun waktu 1 tahun.
Pada tahun 2000 yang
lalu, Hary Tanoesoedibjo kemudian mengakuisisi kepemilikan PT. Bimantara Citra
Tbk sebuah perusahaan media yang namanya berubah menjadi Global Mediacom.
Sebelumnya kepemilikan perusahaan ini dimiliki oleh anak dari mantan presiden
Soeharto yaitu Bambang Trihatmojo.
Hary memiliki ambisi
untuk menjadi jawara pada bidang bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Dan
saat ini telah terbukti, kini Hary Tanoesoedibjo telah memiliki banyak stasiun
TV swasta seperti MNC TV, Global TV, RCTI, stasiun radio Trijaya FM, TV
berlangganan Indovision, dan media cetak Harian Seputar Indonesia dan Majalah
Ekonomi.
Tak sampai kurun
waktu 5 tahun, di bawah naungan PT Media Nusantara Citra (MNC), Hary telah
berhasil menguasai saham mayoritas di TV tersebut. Saham MNC 99,9% dimiliki
oleh Bimantara Citra.
Sejak memiliki
Bimantara, Hary semakin agresif di bidang media, ditambah dengan kemampuan Hary
yang dapat menentukan perusahaan-perusahaan mana yang memiliki potensi untuk
dapat berkembang.
Nantinya, MNC akan
diproyeksikan menjadi perusahaan subholding yang bertindak sebagai induk media
penyiaran dibawah Grup Bimantara. MNC juga akan menjadi rumah produksi yang
akan memasok acara-acara ke RCTI, Global TV, TPI, dan semua jaringan radionya.
Selain itu, MNC akan
membangun jaringan nasional di seluruh wilayah Tanah Air. Hary telah
membuktikan kemampuannya di bidang bisnis media, dengan nilai aset 7,2 miliar
dollar yang ia dapatkan dari bisnis cemerlangnya dalam tempo 14 tahun.
Hary saat ini juga
memegang jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia
ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT. Global Mediacom Tbk, sejak tahun 2002,
setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahan
tersebut.
Ia adalah pendiri,
pemegang saham, dan juga Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk sejak
tahun 1989.
Selain itu, saat ini
Hary juga memegang berbagai posisi di perusahaan lainnya, diantaranya Presiden
Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi
Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, Komisaris PT. Mobile 8 Telecom Tbk,
Indovision dan perusahan-perusahaan lainnya di bawah bendera Global Mediacom
dan Bhakti Investama.
Pada tahun 2011,
Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia dan Hary menduduki peringkat
ke-22 dengan total kekayaan 1,19 miliar dollar.
Setelah sukses
membangun kerajaan bisnisnya, Hary memutuskan untuk terjun ke dalam dunia
politik. Di panggung politik ini, Hary bergabung dengan partai Nasional
Demokrat (Nasdem).
Keputusan Hary untuk
terjun ke dalam dunia politik ia lakukan setelah menguasai sepertiga pemirsa
televisi Indonesia. Bersama Surya Paloh yang juga memiliki media televisi di
Indonesia, Hary mengadu peruntungan di kancah politik.
Salah satu yang ia
lakukan saat ini adalah, menggalang seluruh pendukung di seluruh Nusantara
untuk partai Nasdem, namun pada tanggal 21 Januari 2013 Hary Tanoesoedibjo
menggelar konferensi pers dan menyatakan mundur dari kepengurusan partai
Nasdem.
Hary kemudian
memilih untuk bergabung dengan Partai Hanura pada tahun 2013. Di Partai Hanura,
Hary menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. Kemudian pada bulan Juli
2013, Hary Tenoesoedibjo bersama Wiranto resmi mendeklarasikan diri menjadi
pasangan capres.
Namun percalonan ini
gagal karena minimnya perolehan suara saat pemilu pada tahun
2014. Kemudian pada tahun 2015, Hary memutuskan untuk mendirikan Partai
Perindo atau Partai Persatuan Indonesia. Yang mana Partai ini telah
dideklarasikan pada tahun 2013.
Dari segala
kesuksesan yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo, ia memiliki kunci kesuksesan.
Sudah sejak awal menjadi keinginan Hary untuk menjadi entrepreneurship.
Hary selalu fokus dan disiplin dalam mengejarnya. Hary mengatakan kunci
kesuksesannya adalah fokus dengan apa yang ingin dicapai. Jangan menyerah akan
kegagalan, karena kesuksesan tidak akan terjadi secara instan, sukses itu
membutuhkan proses.
Selain pantang
menyerah, Hary juga terus selalu berdoa, karena spiritual adalah kekuatan untuk
mencapai tujuan. Serta membangun karakter yang baik untuk selalu maju mencapai
tujuan yang jelas. Untuk mencapai sebuah tujuan, hal utama yang perlu dilakukan
adalah fokus pada kualitas bukan kuantitas.
Terakhir, dari
segala kesuksesan yang dimilikinya, ia memiliki kunci untuk berkomitmen yang
kuat, karena komitmen yang kuat menghasilkan mental dan fisik yang kuat.
5.
Putera Sampoerna
Putera Sampoerna lahir di Schiedam, Belanda,13 Oktober 1947. Ayahnya bernama Liem Swie Tee alias Aga Sampoerna dan kakeknya bernama Liem Seeng Tee. Kakeknya ini pendiri perusahaan Sampoerna. Jadi, Putra Sampoerna adalah generasi ketiga dari keluarga Sampoerna yang mengelola perusahaan rokok PT HTM Sampoerna.
Putera Sampoerna menempuh pendidikan Internasional pertama di Diocesan Boys
School, Hong Kong. Kemudian dilanjutkan ke Carey Baptist Grammar School,
Melbourne, Australia. Lalu mengambil pendidikan tinggi di University of
Houston, Texas, Amerika Serikat. Putera Sampoerna menikahi orang Amerika
Serikat keturunan Tionghoa yang bernama Katie dan dikaruniai empat orang anak.
Setelah lulus kuliah, dia bersama Katie, menjalankan perusahaan kelapa sawit milik perusahaan dari Malaysia dan tinggal di Singapura. Pada 1980-an, Putera mendirikan Alfa dan Bank Sampoerna, namun Bank Sampoerna tidak terlalu sukses dan ditutup, sementara Alfa berkembang pesat hingga sekarang.
Dari Singapura, Putera kembali ke Indonesia untuk membantu orang tuanya. Dia
mulai bergabung dalam operasional PT HM Sampoerna pada 1980. Pada 1986, Putera
secara resmi menjadi CEO PT HM Sampoerna menggantikan ayahnya. Untungnya Putera
sudah dipersiapkan menjadi pemimpin dan naluri kepemimpinan ayahnya dari dulu
turun-temurun mengalir ke dirinya.
Pada tahun 1994, ayah Putera meninggal dunia. Putera menurunkan kepemimpinan
perusahan ke anaknya, Michael pada tahun 2000 dan mendirikan Putera Sampoerna
Foundation yang dipegang oleh anaknya yang lain, Michelle.
Pada 2011, Putera Sampoerna menjadi orang terkaya ke-9 versi majalan Forbes dan
menerima penghargaan berupa Peace Through Commerce Medal Award 2011 dari
Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Selain bisnis, Putera juga sangat aktif meningkatkan perdagangan internasional
antara Indonesia dan Amerika Serikat melalui kerjasama di bidang pendidikan
tingkat tinggi. Inilah salah satu alasan mengapa Putera mendapat penghargaan
itu. Untuk menunjang kualitasnya pendidikan Indonesia, pada 2013, Putera
mendirikan Sampoerna School of Education dan Sampoerna School of Business.
6.
Kolonel Sanders
Inilah kisah sukses dari kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng sukses terkenal KFC. Dia memulai kesuksessan ini di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis.
Namun dia memiliki keahlian dalam memasak dan menawarkan
resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Kolonel Harland
Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh
menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di
dunia.
Sosok Kolonel
Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat sukses kewirausahaan. Dia
lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif
dalam mewaralabakan bisnis ayamnya di usia 65 tahun.
Di usia 6 tahun,
ayahnya meninggal dan Ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga Harland
muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk
keluarganya. Di masa ini dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya.
Pada umur 7 tahun ia
sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia
mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan.
Ketika berumur 12
tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya
untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas
itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.
Pertama, sebagai
tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi
tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas
pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam
pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun,
Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya
di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan
makanannya di ruang makan di bengkel tersebut.
Karena semakin
banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke
seberang jalan dekat penginapan dan restoran bisa menampung 142 orang. Selama
hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak
hingga saat ini. Citra Sander semakin baik.
Gubernur Ruby
Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya
bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali
terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”
7.
Lee Byung-chull
Lee Byung-chull (lahir 12 Februari 1910 – meninggal 19 November 1987 pada umur 77 tahun) adalah seorang pendiri Group Samsung. Ia adalah putra dari keluarga kaya pemilik tanah dan
sempat mengenyam pendidikan perkuliahan di Universitas Wesda Tokyo meskipun tidak sampai lulus.
Lee Byung-chull menggunakan
warisannya untuk membuka penggilingan padi untuk usaha yang pertama. usaha itu tidak berjalan
dengan baik. Pada tahun 1938 Lee Byung-Chull mendirikan perusahaan perdagangan ekspor di Korea, menjual ikan, sayuran, dan buah-buahan ke Cina.
Perusahaan berkembang dengan
pesat dan Lee memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika pecah Perang Korea, ia terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai usaha pabrik gula di Busan yang bernama Cheil Jedang.
Dan itu adalah pabrik gula Korea Selatan pertama. Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wol di Chimsan-dong, Daegu. Dan itu adalah pabrik wol terbesar di negaranya,
perusahaan berkembang dengan pesat menjadi perusahaan besar.
Tidak semua perusahaan dengan
Brand yang terkenal saat ini didirikan dari awal dengan Brand tersebut, seperti
perusahaan Group Samsung yang saat ini lebih dikelola
oleh publik sebagai perusahaan Elektronik Telekomunikasi pada awalnya adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang yang jauh berbeda dengan saat ini.
Dari tahun 1958 dan
seterusnya Samsung mulai ekspansi ke industri lain seperti keuangan, media, bahan kimia dan pembuatan kapal sepanjang tahun 1970-an. Pada
akhir 60-an, Samsung Group mulai masuk kedalam industri elektronik. Agar perusahaan bisa
berkembang dengan pesat perusahaan membagi tugas kerja dalam bentuk
divisi-divisi elektronik, diantaran Samsung Electronics Co Devices, Samsung
Electro-Mekanika Co, Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor &
Telecommunications Co, dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertamanya adalah televisi hitam-putih.
Sikap Wirausaha
Dari kisah sukses wirausaha di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang
dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud
bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem
kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan,
adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target
yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan
oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait
dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat
mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon
wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan
hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam
pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam
melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan
erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Referensi :
https://detij.com/kisah-sukses-pengusaha-tempe-indonesia
https://www.viva.co.id/arsip/294474-laila-asri-kisah-sukses-wanita-wirausaha
https://www.kasirini.id/en/blog/biografi-hary-tanoesoedibjo-pemilik-kerajaan-multimedia-indonesia
https://www.viva.co.id/siapa/read/211-putera-sampoerna
https://id.wikipedia.org/wiki/Lee_Byung-chul